Sabtu, 15 September 2007

biaya diabetes mahal

dr. M.Ikhsan Mokoagow:
Mengapa Perlu Tahu Tentang Diabetes?

Jika pada tahun 1985, diperkirakan 30 juta orang menderita diabetes di seluruh dunia, maka dalam jagka waktu 20 tahun jumlahnya telah meningkat lebih dari tujuh kali lipat, yaitu 245 juta.
Bila tidak ada upaya untuk menghambat perkembangan epidemi ini, dalam kurun waktu 20 tahun mendatang jumlah penderita diabetes diperkirakan dapat mencapai 380 juta.

Apa sebenarnya Diabetes itu? Diabetes Mellitus merupakan suatu kelainan metabolisme yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. sebagian besar makanan yang kita makan diubah menjadi suatu bentuk gula yang disebut Glukosa. Glukosa akan digunakan sebagai sumber energi untuk memberikan tenaga bagi otot dan jaringan tubuh kita lainnya. Tubuh kita mentransportasikan glukosa dalam tubuh kita dan untuk dapat digunakan oleh otot dan jaringan tubuh lainnya, kita memerlukan hormon yang disebut insulin. Tanpanya, tubuh kita tidak dapat memanfaat energi dari makanan yang kita makan.

Insulin dihasilkan dalam sebuah kelenjar besar di belakang lambung yang disebut pankreas. Produksi insulin dilakukan oleh sel yang disebut sel-sel beta. Ketika seseorang mengalami diabetes, dia mengalami keadaan di mana pankreasnya tidak menghasilkan insulin yang diperlukan atau, tubuhnya tidak mampu menggunakan insulin secara efektif. Sebagai akibatnya , orang dengan diabetes tidak dapat menggunakan cukup glukosa dari yang terkandung dalam makanannya. Hal ini akan menyebabkan tingginya kadar glukosause dalam darah meningkat. Peningkatan kadar glukosa ini disebut dengan istilah Hiperglikemia. Keadaan ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius.

Saat ini belum ada penyembuhan untuk diabetes dan diperkirakan biaya penanganan komplikasi diabetes berkisar antara 5% - 10% dari total pembelanjaan biaya kesehatan di dunia. Akibat yang dialami penderitadiabets cukup menyedihkan, diantaranya:

* Diabetes adalah penyebab utama hilangnya sebagian penglihatan dan kebutaan pada orang dewasa di negara maju.
* Diabetes merupakan penyebab terbesar amputasi tungkai yang bukan akibat kecelakaan.
* Orang dengan diabetes lebih mungkin mengalami serangan jantung atau stroke.
* Orang dengan diabetes lebih beresiko mengalami gangguan ginjal.



Jenis-jenis Diabetes

Type 1 diabetes. Disebabkan oleh reaksi autoimun dimana sel pertahanan tubuh menyerang sel-sel yang menghasilkan insulin. Alasannya belum sepenuhnya dapat dijelaskan. Mereka orang dengan type 1 diabetes hanya menghasilkan insulin dalam jumlah yang sangat sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Sekalipun tipe ini bisa diderita pada usia berapapun, namun umumnya terjadi pada anak-anak atau dewasa muda. Penderita diabetes tipe ini memerlukan injeksi insulin tiap harinya untuk mengendalikan kadar gula darah , dan tanpa insulin, mereka sangat sulit bertahan hidup

Type 2 diabetes. Orang dengan type 2 diabetes biasanya tidak memerlukan injeksi insulin dan umumnya mereka dapat mengendalikan kadar gula darah mereka dengan menjaga diet, berolahraga secara teratur, minum obat-obatan, walaupun tetap dimungkinkan menggunakan insulin pada keadaan tertentu.

Type 2 diabetes lazim didapatkan pada orang berusia lebih dari 45 tahun yang berat badannya berlebih. Meskipun demikian, sebagai konsekuensi meningkatnya obesitas di antara anak muda, saat ini menjadi semakin umum terjadi pada anak dan dewasa muda. Type 2 diabetes merupakan tipe diabetes yang paling umum dengan angka sekitar 90-95% dari seluruh penderita diabetes. Jika orang dengan type 2 diabetes ini tidak didiagnosis dan diterapi, mereka dapat mengalami komplikasi serius, yang dapat berakibat pada kematian dini. Di seluruh dunia, jutaan orang mengalami diabetes type 2 tanpa menyadarinya. Lainnya tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang memadai. Terjadinya tipe ini juga dikaitkan dengan faktor genetik tetapi adanya obesitas, aktivitas fisik yang rendah, serta diet yang tidak sehat meningkatkan resiko terjadinya diabetes tipe 2.

Beberapa perempuan mungkin mengalami tipe diabetes ketiga, yang biasanya sementara, yang disebut gestational diabetes saat mereka hamil. Gestational diabetes terjadi pada kurang lebih 2-5% kehamilan namun biasanya menghilang ketika kehamilan berakhir. Mereka yang pernah mengalami gestational diabetes memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami diabetes type 2 nantinya.

Penanganan Diabetes

Saat ini, belum ada penyembuhan terhadap diabetes, namun terdapat terapi yang efektif untuk mengendalikannya. Pengendalian diabetes yang baik adalah dengan menjaga kadar gula darah senormal mungkin. Ini dapat dilakukan dengan kombinasi dari beberapa cara berikut:

* Pengendalian diet
* Aktivitas Fisik / olah raga
* Obat-obatan (insulin maupun obat minum)



Kajian besar yang telah dilakukan di Amerika Serikat oleh the National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (DCCT) terhadap type 1 dan di Inggris oleh Diabetes Trial Unit at Oxford University (UKPDS) terhadap type 2 telah memperlihatkan bahwa pengendalian yang efektif terhadap kadar glukosa darah dengan mengupayakan kadar glukosa darah senormal mungkin ternyata bermanfaat dalam mencegah dan menunda perkembangan komplikasi dari diabetes. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengendalian gula darah dan tekanan darah yang baik menghasilkan penurunan yang besar dari perkembangan komplikasi:

* Hingga 76% penurunan resiko terjadinya masalah mata.
* Hingga 50% penurunan resiko terjadinya gangguan ginjal.
* Hingga 60% penurunan resiko terjadinya gangguan saraf.
* Lebih dari 33% penurunan terjadinya stroke.
* Hingga 33% penuruanan kematian akibat komplikasi jangka panjang.



Pencegahan Diabetes

Pencegahan Diabetes dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

* Pencegahan Primer
Dengan jalan mengidentifikasi dan menjaga mereka yang memiliki faktor risiko agar tidak berkembang menjadi diabetes. Sementara ini belum ada bukti yang konklusif bahwa type 1 bisa dicegah, namun demikian pada type 2 pencegahan primer memiliki potensi untuk dilakukan. Perubahan gaya hidup yang ditujukan untuk mengendalikan berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik merupakan tujuan penting dalam pencegahan diabetes type 2.

* Pencegahan Sekunder
Termasuk di dalamnya deteksi dini dan pencegahan komplikasi, sehingga menurunkan kebutuhan untuk melakukan terapi.

karena negara berkembang dikhawatirkan akan mengalami dampak yang besar dari meningkatnya epidemi diabetes ini di masa mendatang, pencegahan diabetes sangat mendesak untuk dilakukan. Di kebanyakan negara berkembang, kebijakan kesehatan dan pelayanan perlu memberikan penekanan yang lebih pada penyakit-penyakit bukan menular seperti halnya diabetes, akan tetapi pada banyak dari negara-negara tersebut para pengambil kebijakan kurang memiliki kesadaran akan diabetes dan belum terdapat kemauan politik yang cukup untuk berinvestasi dalam upaya pencegahan ini.



Sumber: International Diabetes Federation

Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872

Diet bagi Penderita Diabetes

Diet untuk Penderita Diabetes

Wisnu Adi Yulianto

DIABETES melitus atau kencing manis telah menjadi masalah kesehatan dunia. Prevalensi dan insiden penyakit ini meningkat secara drastis di negara-negara industri baru dan negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 2003 terdapat sekitar 150 juta kasus diabetes di dunia, dan pada tahun 2025 diperkirakan jumlahnya meningkat dua kali lipat (WHO, 2003). Pada tahun itu, jumlah penderita diabetes di Indonesia diprediksi mencapai 12 juta jiwa.

OLEH karena itu, upaya pencegahan dan penanganan diabetes perlu mendapat perhatian yang serius. Jika tidak, dampak penyakit tersebut akan membawa komplikasi pada berbagai penyakit lain, seperti impotensi, penyakit jantung, stroke (berisiko 2-4 kali lebih tinggi), tekanan darah tinggi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem saraf. Hal ini tidak saja menyebabkan biaya perawatan dan pengobatannya yang mahal, tetapi juga mengakibatkan laju kematian penderita diabetes (age-adjusted) mencapai 1,5-2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk umumnya.

Penyakit diabetes yang banyak diderita (mencakup 90-95 persen) adalah diabetes tipe 2, yaitu karena tubuh tak cukup menghasilkan insulin atau menggunakan insulin untuk menurunkan gula darah (glukosa). Meski belum bisa disembuhkan, sesungguhnya penderita penyakit ini tetap dapat hidup normal jika mereka menerapkan pengelolaan diabetes yang baik. Langkah-langkah yang mesti dilakukan di antaranya penurunan berat tubuh bagi yang kelebihan berat dan kegemukan, olahraga atau latihan fisik secara teratur, pengaturan pola makan yang baik, menghindari stres dan memeriksakan kadar gula darahnya.

Dari strategi tersebut, cara pertama dan kedua telah berhasil dengan meyakinkan menurunkan risiko diabetes. Sedangkan cara ketiga, meskipun banyak penelitian yang menunjukkan beberapa bahan pangan sanggup menurunkan risiko diabetes, hingga sekarang belum ada diet khusus untuk diabetes, yang ada adalah upaya menormalkan kembali kadar gula darah tersebut (60-120 mg/dL).

Untuk mencapai tujuan itu, maka pengaturan dietnya haruslah memperhatikan berat tubuh dan aktivitas penderita diabetes guna menentukan besarnya kalori, adanya komplikasi penyakit lain, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.

Sebagai pedoman, besarnya kalori untuk wanita diabetes adalah berat badan ideal (BBI) dikalikan 25 K.kalori ditambah 20 persen untuk aktivitas, sedangkan untuk pria BBI dikalikan 25 K.kalori ditambah 20 persen untuk aktivitas. BBI dihitung dengan rumusan tinggi badan (cm) dikurangi 100 cm dikurangi 10 persen, tetapi untuk wanita di bawah 150 cm dan pria di bawah 160 cm tak perlu dikurangi 10 persen lagi. Jadi, misalnya seorang pria diabetes dengan berat 65 kg dan tinggi 170 cm akan membutuhkan sebanyak 2.268 K.kalori. Namun jika penderita kelebihan berat jumlah kalorinya dikurangi, sebaliknya jika kekurangan berat badan kalorinya ditambah.

Sejumlah kalori tersebut harus dipenuhi dari karbohidrat (60-70 persen), protein (10-15 persen), dan lemak (20-25 persen) di dalam menu makanan sehari-hari sebagaimana orang sehat. Vitamin dan mineral tetap wajib dipenuhi meski tidak menghasilkan energi. Sebagai patokan, satu gram lemak/minyak dapat menghasilkan 9 K.kalori, sedangkan karbohidrat dan protein masing- masing menyumbang 4 K.kalori/gram-nya.

Jenis bahan pangan yang telah direkomendasi oleh Joint WHO/FAO Expert Consultative (2003) untuk menurunkan risiko diabetes adalah memenuhi asupan polisakarida bukan pati (Non-Starch Polysaccharides/ NSP) melalui konsumsi leguminosa dan serealia utuh, buah-buahan dan sayur-sayuran. Asupan hariannya minimal sebanyak 20 gram. Selain itu, memastikan bahwa asupan lemak jenuhnya tidak melebihi 10 persen dari total energi dan untuk kelompok yang berisiko tinggi, asupan lemak tersebut sebaiknya kurang dari 7 persen total energi.

NSP sering kali dianggap identik dengan serat pangan (dietary fibre). Kini, total serat pangan didefinisikan sebagai komponen pangan yang tersusun dari NSP + resistant starch (pati tahan cerna) + lignin. Yang termasuk kelompok NSP di antaranya selulosa, hemiselulosa, pektin, beta-glukan, fruktan, gum, mucilage (getah), dan polisakarida ganggang/alga. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa konsumsi pangan tinggi NSP (biji-bijian utuh, sayuran dan buah-buahan) berhasil menurunkan risiko diabetes karena dapat menurunkan level gula darah dan insulin serta mengurangi risiko progresi buruknya toleransi glukosa pada diabetes tipe 2.

Bahan pangan yang kaya NSP, khususnya bentuk terlarut, seperti kacang-kacangan (pulse) memilki indeks glisemik (IG) yang rendah. Bahan pangan dengan IG yang rendah, tanpa memperhatikan kandungan NSP-nya, tidak hanya menghasilkan respons gula darah yang rendah setelah makan, tetapi juga ikut memperbaiki keseluruhan dalam pengendalian glisemik (diukur haemoglobin A1c).

Meskipun demikian, IG rendah bukan satu-satunya pilihan bagi pengidap diabetes, karena kadar lemak dan fruktosa yang tinggi pada bahan pangan juga menghasilkan IG yang rendah, tetapi menyimpan energi yang tinggi. Sementara itu, asupan lemak total dan lemak jenuh yang tinggi, keduanya berkaitan dengan tingginya risiko kerusakan toleransi glukosa, tinggi level glukosa dan insulin selama puasa, dan rendahnya sensitivitas insulin. Sebaliknya, asupan asam lemak tak jenuh yang tinggi berhubungan dengan turunnya risiko diabetes tipe 2 dan rendahnya kadar glukosa serta meningkatnya sensitivitas insulin.

Oleh karena itu, pemilihan bahan pangan yang tercakup dalam makanan empat sehat lima sempurna atau dalam menu seimbang bagi penderita diabetes seharusnya memperhatikan tiga aspek, yaitu kecukupan kalori, konsumsi pangan tinggi NSP (IG rendah) dan kurangi konsumsi lemak, terutama lemak jenuh. Untuk membantu menentukan pilihan tersebut dapat digunakan panduan (Tabel).

Sekali lagi, sesungguhnya semua makanan boleh dimakan oleh penderita diabetes, asalkan sanggup membatasi jumlahnya sesuai kebutuhannya. Jika tidak, apalagi sulit menurunkan gula darahnya, untuk amannya konsumsilah jenis makanan yang disarankan tersebut.

Setelah mengetahui jenis dan jumlahnya yang harus dimakan, langkah berikutnya adalah mengatur jadwal makan. Sebaiknya penderita diabetes tetap makan "besar" tiga kali (pagi, siang dan malam) ditambah makanan selingan tiga kali sehingga selang/interval makannya tiga jam. Dengan selang waktu tersebut, glukosa yang terbentuk sudah masuk sel atau jaringan otot.

Petunjuk yang terakhir bagi penderita diabetes adalah jangan mudah stres. Keadaan ini boleh jadi mengacaukan hormon-hormon dan buruknya kinerja organ-organ tubuh sehingga berdampak pada rendahnya produksi dan sensitivitas insulin.

Dan jangan lupa memeriksakan kadar gula darah sehingga dapat terus mengelola dietnya dengan baik.

Wisnu Adi Yulianto Dosen Universitas Wangsa Manggala, YogyakartaSukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872

Diabetes bagi ibu hamil

Gestational Diabetes
Pertanyaan Pengasuh yang terhormat, Saya sedang hamil lima bulan. Dari pemeriksaan laboratorium diketahui ternyata kadar gula saya di atas normal. Padahal selama ini saya tidak menderita diabetes, bahkan sebulan sebelum hamil saya sudah menjalani tes darah dan pada saat itu pun kadar gula darah saya dinyatakan normal. Dokter mengatakan saya menderita gestational diabetes (diabetes semasa hamil) namun tidak memberikan obat selain vitamin yang biasa diberikan, karena --menurut dokter-- penyakit ini dapat sembuh sendiri. Dokter hanya menyarankan agar saya mengurangi makan yang manis-manis dan mengontrol kadar gula darah ke laboratorium dua minggu sekali.
Saya mohon penjelasan dari pengasuh:
1. Apa yang dimaksud dengan gestational diabetes tersebut? Apakah sama dengan penyakit kencing manis?
2. Benarkah penyakit ini dapat sembuh sendiri?
3. Apa yang harus dilakukan atau dihindari untuk mempercepat kesembuhan?
4. Apa pengaruh penyakit ini terhadap bayi saya? Apakah penyakit ini akan mempersulit kelahiran bayi saya?
5. Apakah penyakit ini akan menurun pada bayi saya?
Demikian pertanyaan saya, mohon dapat segera dijawab. Terima kasih.
Ny Syaiful Amri, Surabaya

Jawab
Ibu Syaiful Amri yang baik,
Gestational diabetes adalah sejenis diabetes atau penyakit kencing manis yang timbul semasa hamil, mulai muncul sekitar bulan kelima atau keenam masa kehamilan. Sekitar 4-5 % wanita hamil diketahui menderita gestational diabetes dan umumnya dapat ditangani dengan baik. Oleh sebab itu Ibu tidak usah terlalu khawatir. Benar seperti informasi yang diberikan dokter, penyakit ini biasanya dapat menghilang alias sembuh sendiri beberapa bulan setelah melahirkan.

Namun demikian penanganan yang tepat terhadap penderita gestational diabetes sangat perlu dilakukan, sebab jika tidak penyakit ini dapat mempersulit kelahiran dan memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap kesehatan Ibu maupun bayi yang dilahirkan. Sayang Ibu tidak menyebutkan berapa kadar gula darah Ibu. Namun dugaan saya mungkin tidak terlalu tinggi sehingga dokter tidak merasa perlu memberikan obat diabetes kepada Ibu. Apalagi, seorang Ibu hamil memang sebaiknya sangat dihindarkan dari penggunaan obat-obatan kecuali memang terpaksa.

Sebagaimana penyakit diabetes (lengkapnya: diabetes mellitus) atau lebih kita kenal dengan istilah penyakit kencing manis yang lain, gestational diabetes ditandai dengan kadar gula yang tinggi, baik dalam darah maupun urin (air seni) penderita. Hal ini disebabkan karena gula yang berasal dari makanan yang dimakan tidak dapat digunakan dengan baik oleh tubuh karena sulit masuk ke dalam sel. Untuk Ibu ketahui, agar dapat diolah dan dimanfaatkan oleh tubuh semua zat-zat gizi atau sari makanan harus masuk ke dalam sel, sebab pengolahan (metabolisme) zat-zat makanan berlangsung di dalam sel. Zat-zat ini diserap dari usus dan dibawa oleh darah ke dalam sel. Di dalam sel-sel tubuhlah berlangsung proses pengolahan zat-zat sari makanan, menjadi energi ataupun zat-zat lain yang diperlukan oleh tubuh.

Jika ada gangguan pengangkutan zat gula darah (disebut glukosa) ke dalam sel, maka glukosa ini akan tinggal di luar sel (di dalam darah). Inilah yang menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi. Pengangkutan glukosa ke dalam sel dibantu oleh sejenis hormon yang disebut insulin. Normalnya, tubuh dapat membuat insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Oleh sebab itu tidak perlu tambahan dari luar. Tetapi pada penderita diabetes dengan kondisi tertentu, diperlukan penambahan insulin (biasanya dalam bentuk suntikan), untuk membantu masuknya glukosa ke dalam sel dan mempertahankan kadar gula darah tetap normal.

Untuk mengontrol agar kadar gula darah tidak tinggi, maka Ibu harus membatasi makanan yang manis-manis. Tetapi harap Ibu ketahui, gula (glukosa) tidak hanya berasal dari makanan yang rasanya manis, tetapi semua makanan yang mengandung atau terbuat dari tepung, termasuk nasi, ketan, mi, bihun, singkong, ubi, kentang, roti, serta berbagai kue dan penganan yang terbuat dari terigu, di dalam tubuh akan diubah menjadi glukosa. Oleh sebab itu Ibu juga harus membatasi makan yang mengandung atau terbuat dari tepung. Sebaliknya, Ibu sebaiknya memperbanyak makan buah dan sayur untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral, baik bagi Ibu maupun bayi yang Ibu kandung.

Selain mengatur diet, salah satu cara yang sudah terbukti ampuh dalam penanganan diabetes adalah olahraga. Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Mintalah nasihat pada dokter, olahraga apa yang baik Anda lakukan. Anda tidak perlu olahraga berat. Olahraga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan, misalnya jalan pagi atau senam ringan yang dilakukan rutin setiap hari. Kalau dapat, mintalah pada dokter olahraga dan dokter kandungan Anda, agar dibuatkan porsi olah raga yang cocok untuk Anda.

Ibu Syaiful Amri yang baik, gestational diabetes ini dapat mempengaruhi janin Anda, dapat pula tidak. Jika Anda menanganinya dengan baik, insya Allah pengaruhnya terhadap bayi akan minimal. Gestational diabetes tidak akan menurun dan menyebabkan bayi Anda kelak menderita diabetes. Jika Anda tidak dapat menjaga kadar gula darah Anda dengan baik, bayi yang Anda kandung justru berisiko akan menderita hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah), yang dampaknya buruk bagi kesehatan dan perkembangan tubuhnya. Ini disebabkan semasa dalam kandungan ia sudah terbiasa dengan kadar gula darah yang tinggi, sehingga tubuhnya beradaptasi dengan selalu membuat banyak insulin. Insulin yang banyak ini akan mendorong pengangkutan gula darah masuk ke dalam sel secara berlebihan. Akibatnya gula di dalam darah menjadi terlalu rendah. Ini yang disebut hipoglikemia.

Tingginya pengangkutan gula ke dalam sel-sel tubuh bayi dapat berakibat bayi memiliki tubuh yang besar dengan berat tubuh di atas rata-rata. Hal ini dapat mempersulit kelahiran, sekaligus meningkatkan risiko bagi Ibu dan bayinya. Oleh sebab itu sangat penting bagi Ibu untuk memeriksakan kadar gula darah ke laboratorium secara rutin dan menjaganya tetap dalam batas normal dengan diet dan olahraga. Jika dengan dua cara ini tidak berhasil, mungkin dokter akan memikirkan cara lain, misalnya dengan memberi obat. Walaupun gestational diabetes umumnya akan sembuh setelah melahirkan, namun ini berarti risiko Anda untuk menderita diabetes lebih tinggi dari wanita sehat lainnya. Oleh sebab itu sangat penting bagi Anda untuk tetap berolahraga secara teratur dan melakukan diet secara proporsional setelah melahirkan kelak. Demikian penjelasan yang dapat kami berikan, mudah-mudahan bermanfaat. Semoga Allah melindungi dan memberi kesehatan kepada Ibu dan bayi Ibu beserta seluruh keluarga. Salam.

(Dr Ernawati Sinaga MSApt.)
Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872

Penurunan Berat Badan

Diabetes dan Penurunan Berat Badan


Selasa, 20 November, 2001 oleh: Siswono
Diabetes dan Penurunan Berat Badan
Gizi.net - KEBERHASILAN penurunan berat badan dapat menurunkan risiko berkembangnya diabetes dan mampu mengurangi diabetes non-insulin dependent pada penderita yang diketahui mengalami diabetes lima tahun atau kurang. Demikian pendapat seorang pakar obesitas sebagaimana dimuat dalam situs Healthanswer baru-baru ini.

Diabetes adalah penyakit menahun yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi. Gejalanya meliptui, antara lain, sering buang air kecil, sering merasa haus, cepat lapar, dan terjadi penurunan berat badan dalam waktu singkat. Kegemukan, faktor keturunan, serta kurangnya olahraga diduga berperan dalam terjadinya diabetes. Sementara itu, beberapa penelitian menyebtukan, diabetes juga dipicu oleh kekurangan zat gizi mikro seperti kromium, seng, selenium.

Banyak penderita diabetes keliru dengan mengira bahwa yang perlu mereka perhatikan hanyalah konsumsi gula. Padahal, penanganan diabetes yang baik menuntut kontrol terhadap konsumsi total karbohidrat, ketimbang sekadar mengawasi konsumsi gula. Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan tubuh, mengurangi konsumsi lemak dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi serat, dan olahraga yang teratur. Bagi mereka yang mengalami diabetes tingkat 1 atau 2, kelebihan berat badan harus menjadi perhatian utama. Mencegah dan mengurangi kelebihan berat badan dapat meningkatkan kontrol terhadap gula darah dan mengurangi risiko komplikasi yang berhubungan dengan diabetes, seperti penyakit kardiovaskuler.

Apa yang harus dilakukan
Penderita diabetes tidak berarti harus berpantang makan. Bahkan, menurut seorang pakar, pada dasarnya semua makanan boleh dikonsumsi penderita diabetes, asal jumlahnya sesuai dengan kebutuhan tubuh, dan membatasi asupan gula murni serta makanan yang mengandung gula. Susunan komposisi yang dainjurkan adalah kabohidrat 60-70 persen, protein 10-15 persen, dan lemak 20-25 persen. Selanjutnya, pola makan yang dianjurkan adalah dalam jumlah kecil namun sering, ketimbang jarang tetapi sekaligus banyak. Tujuannya, agar asupan makanan tidak meningkatkan kadar gula darah secara drastis, sebaliknya pada tenggang antara waktu makan tidak terjadi penurunan drastis kadar gula darah.

Selain mengatur pola makan, penderita diabetes juga dianjurkan untuk berolahraga. Olahraga yang sesuai bagi penderita diabetes adalah kegiatan fisik yang membakar kalori, bersifat teratur dan terukur. Misalnya, jalan kaki, lari kecil sampai sedang, berenang, atau senam. Olahraga dilakukan minimal dua kali seminggu dengan rentang waktu yang sama, misalnya Senin-Kamis. (aca-iklan)

Sumber : Kompas, Minggu, 18 November 2001

Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872

lima tanaman pengusir jerawat

5 TANAMAN PENGUSIR JERAWAT

Banyak tanaman yang punya khasiat mengobati berbagai keluhan atau penyakit. Beberapa di antaranya berkhasiat mengatasi gangguan jerawat.

Ada yang menganggapnya sepele, tapi ada pula yang menganggap kehadirannya
sebagai 'musibah.' Apalagi kaum hawa. Biasanya, mereka akan langsung melakukan segala upaya untuk membuang benda satu ini, jerawat.

Banyak jenis obat dan perawatan yang ditawarkan untuk membuang jerawat. Namun, sesungguhnya alam sudah menyediakan aneka tanaman yang mampu melenyapkan jerawat. Tanaman-tanaman itu antara lain tomat, jeruk nipis, belimbing wuluh, mentimun, dan temulawak.

KLIK - DetailTomat
Tomat termasuk tanaman perdu semusim, batangnya masif, berbulu, dan berbuku-buku. Bunganya keluar dari ketiak daun, berwarna putih. Buahnya ketika muda berwarna hijau, lantas menjadi merah setelah beranjak tua. Buah tomat mengandung aneka vitamin, antara lain vitamin C, vitamin A dan B1, serta mengandung zat-zat seperti protein, kalsium, fosfor, besi, dan belerang.

Guna mengusir jerawat, coba pilih buah tomat yang sudah masak. Kemudian potong rata-rata, dan setelah itu langsung dipakai untuk menggosok wajah berjerawat. Jika Anda tekun membiasakan diri memakai buah tomat, wajah Anda pun dijamin bakal kembali berseri-seri, bebas dari jerawat.

KLIK - DetailBelimbing Wuluh
Tanaman belimbing wuluh dapat tumbuh baik di tempat terbuka. Batangnya tidak banyak bercabang, sedang daunnya bersirip genap. Bunganya kecil-kecil menggantung berwarna merah atau keunguan. Daging buahnya banyak mengandung air yang berasa asam. Warna buah ada yang hijau, ada pula kuning muda atau putih. Belimbing wuluh mengandung kalium oksalat, flavonoid, pektin, tanin, asam galat, dan asam ferulat.

Untuk menyingkirkan jerawat, ambil 5 buah belimbing wuluh, cuci bersih lalu tumbuk sampai halus. Setelah itu, remas dengan air garam seperlunya. Gosokkan pada wajah atau bagian kulit lain yang berjerawat. Lakukan tiga kali sehari. Niscaya, wajah Anda akan kembali mulus berseri.

KLIK - DetailMentimun
Tanaman mentimun tergolong tanaman merambat atau menjalar. Batangnya berbulu halus, dan panjangnya mencapai 3 meter. Bunganya berwarna kuning. Buahnya berbentuk bulat-panjang. Buah mentimun, di samping memang banyak mengandung air, juga mengandung vitamin A, B1 dan C serta beberapa zat, seperti saponin, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, dan belerang.

Berkaitan dengan jerawat, pilih mentimun yang masih muda. Cuci bersih, lalu potong-potong. Perlahan, gosokkan pada wajah yang berjerawat. Biasakan minimal 3 kali sehari.

KLIK - DetailJeruk Nipis
Pada umur 2 - 3 tahun, pohon jeruk nipis mulai berbuah. Buahnya sebesar bola pingpong, berwarna hijau atau kekuning-kuningan, dan rasanya asam. Buah jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia antara lain limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, sitral, dan asam sitrat. Untuk menghadang jerawat, cermati buah jeruk nipis yang telah tua, lalu potong rata-rata. Gosokkan pada wajah berjerawat, sekitar 2-3 kali sehari.

KLIK - DetailTemulawak
Komponen utama kandungan zat dalam rimpang temulawak adalah kurkumin dan minyak atsiri. Kurkumin bermanfaat sebagai acnevulgaris, anti-inflamasi (antiradang), dan anti-hepatotoksik (antikeracunan empedu). Kandungan kurkumin dalam rimpang temulawak berkisar 1,6 - 2,2 persen, dihitung berdasarkan berat kering. Sedangkan minyak atsiri temulawak mengandung phelandren, kamfer, borneol, xanthorrhizol, dan sineal.

Bila ingin wajah tidak 'ternodai' jerawat, ambil 1 jari rimpang temulawak, cuci bersih dan potong-potong. Rebus dengan air bersih sebanyak 4 gelas, lalu biarkan mendidih hingga tinggal separuhnya. Setelah dingin, dapat disaring dan diminum (bisa juga ditambah madu). Minumlah sehari dua kali, dan sekali minum sebanyak satu gelas.Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872