Senin, 03 September 2007

Beras Organik Harus Lebih Mahal

Beras Organik Harus Lebih Mahal
Mentan, "Memberikan Penghasilan Lebih Baik Bagi Petani"

CIANJUR, (PR).-
Menteri Pertanian mengharapkan harga beras yang berasal dari tanaman padi organik diberikan harga premium agar merangsang para petani mengembangkan tanaman yang ramah lingkungan. "Harganya harus lebih mahal karena termasuk kualitas premium," ujar Menteri Pertanian, Anton Apriyantono, dalam Panen Bersama Padi dengan metode Sistem of Rice Intensification (SRI) di Desa Bobojong, Kec. Mande, Kab. Cianjur, Senin (30/7).

Panen bersama itu juga dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto, Menteri Usaha Kecil Menengah Suryadharma Ali, dan Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar.

Anton mengharapkan, harga premium yang bisa diberikan untuk beras organik dipatok pada Rp 10.000,00/kilogram atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga kualitas medium yang mencapai Rp 4.600,00 - 5.000,00 per kg. "Swalayan sudah banyak yang menawarkan menjual beras organik," katanya.

Menurut Anton, dengan harga beras organik yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras anorganik diharapkan mampu memberikan tingkat penghasilan yang lebih baik bagi para petani. Sehingga, minat petani dalam mengembangkan jenis tanaman padi itu dapat lebih tinggi.

Apalagi, selama ini telah beredar anggapan yang menyatakan bahwa masyarakat akan memperoleh beras yang lebih sehat jika mengonsumsi beras organik. Bahkan, Mentan mengimbau produksi beras organik yang salah satunya dihasilkan menggunakan metode SRI dapat diupayakan untuk tujuan ekspor.

Untuk itu, Departemen Pertanian (Deptan) saat ini terus berusaha mencari sejumlah eksportir yang mau memberikan harga beras organik lebih tinggi. "Kalau itu bisa dilakukan, beras organik ini bisa berkembang," katanya.

Untuk mendukung peningkatan harga beras premium, Anton mengungkapkan Deptan akan menyusun sebuah standar sertifikasi untuk produk-produk pertanian dari bahan-bahan organik dan anorganik.

"Sertifikat sebenarnya sudah dimulai dan bukan hanya terbatas pada organik dan anorganik. Namun terus terang, semua itu belum bisa secara luas diberikan karena jumlah petani di Indonesia sangat besar," kata Anton. Ia menambahkan, Deptan juga akan memberikan fasilitas kepada perusahaan atau lembaga-lembaga yang akan meminta sertifikat dari produk beras yang diklaim berasal dari padi organik.

Hemat air

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendukung penuh rencana pengembangan 10 ribu hektare lahan padi System of Rice Intensification (SRI) organik oleh Medco Foundation. "Padi SRI organik ini adalah contoh nyata dari pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan sehingga harus diterapkan seluas-luasnya," kata Presiden.

Dari sisi ketersediaan air, misalnya, Presiden menjelaskan padi SRI organik terbukti hemat air. "Metode ini telah menjadi solusi dari bercocok tanam yang hemat air dengan produktivitas tetap berlimpah," sambung Presiden. Lebih dari itu padi SRI organik tidak memerlukan pupuk nonorganik sehingga dapat membantu ikhtiar kita untuk menghemat gas yang selama ini diperlukan untuk pembuatan pupuk.

Juga penting untuk dicatat bahwa metode penanaman SRI ini dapat membuka solusi untuk mengatasi problem sampah di kota karena bahan organik dari sampah dapat digunakan sebagai kompos yang bermanfaat untuk budi daya padi SRI organik. "Mari kita kembangkan padi SRI organik seluas-luasnya," kata Presiden.

Pendiri Medco Foundation, Arifin Panigoro, dalam kesempatan yang sama mengutarakan rencananya untuk mengembangkan 10.000 ha lahan padi SRI organik di Indonesia. "Kegiatan ini merupakan komitmen kami terhadap pengembangan alternatif solusi swasembada pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani," kata Arifin.

Optimisme Arifin antara lain berangkat dari tingkat produktivitas padi SRI organik yang mencapai kisaran 10 - 12 ton per hektare. Berangkat dari kalkulasi itu, Arifin memperkirakan dibutuhkan hingga 400 ribu hektare lahan padi SRI organik untuk menutupi defisit produksi beras nasional yang mencapai 2 juta ton per tahunnya. "Perlu kerja keras dan kerja sama antarmasyarakat madani (civil society) dengan dukungan pemerintah agar cita-cita membangun 400 ribu hektare lahan padi SRI organik tersebut dapat terwujud," kata Arifin.

Sebagai tindak lanjut, Arifin menggandeng BRI, Bank Agro, dan Bank Saudara untuk terlibat dalam tahap pertama berupa projek pengembangan 10.000 ha lahan padi SRI organik. Besaran dana yang diperlukan mencapai Rp 100 miliar. "Di antaranya untuk melatih para petani agar paham bercocok tanam metode SRI organik hingga akses ke pasar," sambungnya.

Panen di Desa Bobojong merupakan tahap awal dari lahan percontohan penanaman padi ramah lingkungan oleh Medco Foundation. Untuk melaksanakan kegiatan ini Medco Foundation bekerja sama dengan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) pimpinan sesepuh Jawa Barat, Solihin G.P., dan Yayasan Aliksa Organik SRI. (A-80)***Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872

Salah Satu Kiat Hidup Lebih Sehat

Salah Satu Kiat Hidup Lebih Sehat

Produk-produk organik dipercaya tanpa menggunakan bahan kimia, seperti pestisida, pupuk kimia, tambahan hormon ataupun rekayasa genetika seperti halnya benih transgenik.

ASUPAN pangan yang kita konsumsi setiap hari dapat menjadi manfaat bahkan mudarat bagi hidup dan kehidupan manusia. Makanan yang dikonsumsi manusia modern. Juga tak terbantah menjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit yang dahulu mungkin belum dikenal. Tak heran bila dalam perkembangan teknologi, kini dikenal pangan organik.
SEIRING dengan gaya hidup sehat yang mulai dianut sebagian warga Kota Bandung, rumah makan mulai menyediakan makanan sehat yang diolah dari sayuran organik untuk dibuat mi dan jus seperti Bakmi Namking di kawasan Jln. Gardujati Bandung FOTO : DUDI SUGANDI/”PR”

Produk pangan organik memiliki kadar nitrat lebih rendah, sehingga mengurangi risiko terkena berbagai penyakit khususnya kanker. Kadar nitrat tinggi dapat mengurangi transpor oksigen dalam aliran darah, serta membentuk nitrosamin yang bersifat karsinogen.

Kesadaran untuk hidup sehat di masyarakat, terutama di kota-kota besar memang semakin meningkat. Peningkatan status ekonomi serta kemudahan akses informasi dan pengetahuan mengenai gaya hidup sehat membuat masyarakat, khususnya kalangan menengah ke atas lebih memerhatikan kesehatan.

Apalagi merebaknya kasus makanan mengandung formalin dan zat tambahan berbahan kimia, seperti pemanis, pewarna, dan penambah rasa, membuat sebagian masyarakat memilih bahan-bahan organik. Sebab produk-produk organik dipercaya tanpa menggunakan bahan kimia, seperti pestisida, pupuk kimia, tambahan hormon ataupun rekayasa genetika seperti halnya benih transgenik. Produk pangan organik dipercaya lebih sehat, aman dikonsumsi, serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Menurut Made Astawan, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, keunggulan lain produk pangan organik adalah memiliki kadar nitrat lebih rendah sehingga mengurangi risiko terkena kanker. Kadar nitrat tinggi dapat mengurangi transpor oksigen.

Pangan organik pada prinsipnya makanan alami. Mulai proses produksi (prapanen) hingga pengolahan (pascapanen) bebas dari penggunaan bahan kimia sintetis ataupun rekayasa genetika.

Pangan organik merupakan pilihan terbaik untuk dikonsumsi. Selain lebih enak, sehat, aman, juga ramah lingkungan. Pangan organik juga mengandung kadar antioksidan 30% lebih tinggi dibandingkan pangan nonorganik sehingga dapat mencegah penyakit jantung koroner dan kanker.

Residu pestisida yang dikandungnya juga jauh lebih rendah. Sementara itu, residu pestisida diketahui dapat menyebabkan kanker, cacat lahir, kerusakan saraf, dan mutasi genetik. Pangan organik juga meningkatkan perolehan vitamin, mineral, dan serat bagi tubuh. Buah organik dapat dimakan bersama kulitnya.

Saat ini di pasaran beredar berbagai produk organik, bukan hanya sayuran organik dan buah organik, namun juga daging, ayam, telur kampung, dan susu organik. Bahkan ada restoran-restoran yang menyediakan menu khusus sayuran dan daging ayam yang diproduksi secara organik. Kini pangan organik bisa didapatkan dengan mudah di berbagai supermaket yang khusus menjual produk organik.

Untuk mendapatkan pangan organik diperlukan pertanian dan peternakan organik. Lahan harus bebas cemaran pupuk kimia. Karena itu diperlukan konversi terlebih dulu dari yang konvensional ke organik.

Selain itu, menurut Made, hindari penggunaan bibit hasil rekayasa genetika (transgenik), pestisida dan herbisida kimia sintetis; hindari penggunaan hormon, antibiotik, maupun bahan aditif sintetis lainnya. Sebaliknya gunakanlah predator alami atau cara manual, gunakan pupuk alam.

**

UNTUK dapat menjalani gaya hidup sehat, mengonsumsi serat minimal 25-30 gr per hari merupakan syarat penting. Mengonsumsi serat diperlukan untuk menjaga kesehatan pencernaan karena mampu mengikat zat racun, kolesterol, dan kelebihan lemak sehingga dapat mencegah berkembangnya sumber penyakit.

Serat juga merangsang pertumbuhan bakteri baik (probiotik) dan menekan pertumbuhan bakteri jahat sehingga memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Kelebihan lain serat ialah dapat mencegah obesitas, menghambat penyerapan lemak oleh usus, serta memperlama rasa kenyang sehingga dapat menekan keinginan makan. Penyakit-penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, kanker kolon, penyakit divertikulosis, jantung koroner, stroke, serta batu empedu juga bisa dicegah dengan mengonsumsi serta pangan secara tepat.

Menurut spesialis gizi klinik, dr. Samuel Oetoro, kunci gaya hidup yang sehat dan bugar adalah makan sehat, berpikir sehat, istirahat sehat, dan aktivitas yang sehat.

Makan yang sehat adalah makan sesuai kebutuhan dan gizi yang seimbang. Terdiri atas 60%-70% karbohidrat, 10%-15% protein, 20%-25% lemak dan tinggi serat. Serat yang tinggi sangat baik bagi kesehatan saluran pencernaan yang memiliki fungsi mencerna makanan, penyerapan, pembuangan, dan sitem imunitas.

Untuk mengonsumsi serat sekurang-kurangnya 25-30 gram per hari. Serat sebanyak itu bisa didapatkan dari lima porsi buah (lima buah yang berbeda) dan 3 porsi sayur setiap harinya. Atau bisa juga dengan mengonsumsi sereal tiap hari, kacang-kacangan dan dengan menambahkan dua gelas air setiap hari.

Pencernaan yang baik akan membantu berfungsinya enam sistem tubuh manusia, yakni sistem yang berfungsi untuk detoksifikasi, sistem kekebalan, sistem regulatorik, sistem regenerasi, sistem imflamatorik, dan sistem metabolik.(Rudi Setiadi/ berbagai sumber/Pemerhati masalah kesehatan)***Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872

Hidup Sehat dengan Makanan Organik

Gizi.net - Tak ada orang yang tak mau hidup sehat. Dengan pola hidup teratur dan menghindari stres, hal itu bisa terpenuhi. Satu hal lain yang patut diperhatikan adalah pemilihan makanan. Seperti apa makanan yang bisa dibilang baik, hingga bisa menunjang pola hidup sehat tersebut. Jenis makanan organik merupakan solusi saat ini.

Hingga sekarang masih banyak orang yang bertanya-tanya mengenai pangan organik. Banyak juga yang mendefinisikannya sebagai makanan segar tanpa bahan kimia dan pestisida. Namun, banyak juga yang menganggap makanan jenis ini adalah makanan khusus orang-orang yang ‘gila’ kembali ke alam. Terlepas dari itu semua, harus diakui jenis makanan ini baik untuk mengurangi efek negatif racun dari berbagai bahan kimia dan pestisida.

Istilah makanan organik tidak sepenuhnya mengacu pada objek makanan tersebut. Namun menyangkut bagaimana proses produksi dan pengolahan makanan. Jadi ada benarnya anggapan jenis makanan diproduksi tanpa menggunakan bahan-bahan kimia beracun.

Sampai sekarang kita tak bisa lepas sepenuhnya dari residu kimia dan pestisida. Contohnya tanah masih tetap mengandung bahan kimia karena penggunaan pupuk urea. Atau polusi udara dan air yang juga turut memberikan andil. Ini karena tidak semua petani Indonesia menggunakan sistem pertanian ekologis – memperhatikan kaidah kesehatan dan lingkungan.
Jadi, apa alasan kuat yang bisa diajukan untuk memilih makanan jenis ini.

Alasan

Hippocrates, pemikir ilmu kesehatan modern, mengungkapkan biarkan makanan menjadi obat Anda dan biarkan obat menjadi makanan Anda. Pemikiran Hippocrates tersebut sekarang digali ulang sebagai landasan mengapa kita seharusnya memilih makanan.

Alasan yang berikutnya adalah masalah masa depan. Generasi penerus kita tidak seharusnya menerima akibat negatif dari apa yang kita lakukan sekarang. Hasil studi terakhir membuktikan bahwa anak-anak terkena empat kali lebih banyak efek pestisida daripada orang dewasa.
Sampai sekarang tercatat setidaknya ada delapan jenis pestisida dalam makanan yang dapat menyebabkan kanker. Pilihan makanan yang non-residu kimia dan pestisida saat ini akan membawa pengaruh penting pada kesehatan generasi mendatang.

Juga masalah ini bersangkutan dengan kemauan kita melindungi kualitas air. Seperti kita tahu, dua pertiga dari tubuh kita mengandung air. Air juga memenuhi dua pertiga isi bumi ini. Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Tapi, hingga sekarang diperkirakan kebanyakan air tanah telah tercemar oleh pestisida.

Sudah ada 38 negara yang tingkat pencemaran airnya melebihi ambang batas, dan mirisnya berarti lebih dari setengah penduduk negara tersebut meminum air tercemar tadi.

Alasan lain adalah penghematan energi. Kebanyakan pertanian modern sekarang menggunakan bahan bakar minyak bumi. Hingga mencapai total 12 persen yang dikonsumsi oleh sektor tersebut. Berarti banyak energi yang dibutuhkan untuk memproduksi pupuk kimia daripada untuk mengolah dan memanen tanaman.

Secara kesehatan, pestisida ternyata bisa juga menyebabkan kanker. Hampir 1,4 juta kasus kanker di dunia disebabkan oleh bahan ini. Ternyata pestisida juga memberikan pengaruh pada cacat kelahiran, kerusakan syaraf dan mutasi genetik.

Memilih makanan ini berarti kita juga menolong kelangsungan hidup petani. Secara kesehatan, para pekerja pertanian terancam saat harus menggunakan pestisida. Ini karena aturan penggunaan pestisida di negara berkembang belum menjamin keamanan penggunaannya. Hingga sekarang diperkirakan satu juta petani mengalami keracunan pestisida per tahunnya. Beberapa jenis pestisida yang dilarang digunakan di negara AS ternyata masih diproduksi dan diekspor ke negara-negara berkembang tersebut.

Keuntungan

Memilih makanan organik ini bila dilihat dari segi nutrisi, ternyata mengandung kandungan gizi lebih baik dibandingkan dengan bahan pangan non-organik. Sehingga secara logika berarti lebih membantu proses pertumbuhan dan perbaikan tubuh bila mengalami masalah.

”Makanan juga jenis ini juga ternyata lebih hemat”, demikian menurut penuturan Ibu Bibong Widyarti D, salah seorang pengguna jenis makanan ini. Hal tersebut bisa dimungkinkan karena jenis makanan ini lebih lama basi, hingga tidak banyak beras yang terbuang, lanjutnya menguatkan.

Jadi, bukanlah hal yang merugikan bila kita memutuskan menggunakan jenis produk makanan ini sebagai alternatif makanan keluarga kita di rumah. Untungnya adalah penghematan proses produksi dan mengurangi tingkat kerusakan lingkungan di bumi yang kita cintai ini.
(str-sulung prasetyo)

Sumber: http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/1107/kes1.html

Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872